Wahai jiwa-jiwa yang tenang jangan sekali-kali kamu, mencoba jadi tuhan dengan mengadili dan menghakimi..Bahawasa nya kamu memang tak punya daya dan upaya..serta kekuatan untuk menentukan kebenaran yang sejati..Bukankah kita memang tercipta laki-laki dan wanita..Serta suku-suku dan bangsa-bangsa yang pasti berbeda..Bukankah kita harus saling mengenal dan menghormati..Bukan untuk saling bercerai dan berperang angkat senjata..

Friday, May 21, 2010

KHAS BUAT IBUKU....DAN IBU DI DUNIA INI

Sebuah puisi yang amat menyentuh perasaan, buat semua kaum ibu dan juga kaum bapa yang mempunyai ibu...serta anak cucu yang masih mempunyai ibu.........
terharu sebaik membaca bait-bait terakhir puisi ini… begitu menyentuh perasaan… Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku terhadap IBU…

KUALI HITAM - Karya Zurinah Hasan

Sebiji kuali hitam
Di dapur kelahiran
Adalah teman ibuku
Siang dan malam

Sebiji kuali hitam
Terjerang diatas tungku adalah penghibur ibu
Ketika kami menunggu

Sebiji kuali hitam
Di atas api siang dan malam
Tahun demi tahun
Kami tidak pernah menghitung

Seorang ibu yang menyayangi sebiji kuali
Sering memeluk kami
Pernahkah kami perhatikan
Matanya yang ditikam serbuk arang
Kulitnya yang dikoyak percikan minyak
Lengannya yang diserap abu hitam
Dahinya yang disengat pucuk api
Kami hanya tahu lena kekenyangan
Ketika kami tidur ibu diketuk ketuk
Oleh lelah dan batuk
Setelah asap dan abu menggaru –garu
Di paru – paru

Kami tidak pernah meyedari
Dan ibu pun tidak peduli
Dia hanya tahu merasa bahagia
Melihat kami keriangan
Menunggu sesuatu akan terhidang
Dan tidak ada yang lebih membahagiakan
Dari melihat kami kekenyangan

Begitulah tahun demi tahun
Kuali yang setia menjalankan tugasnya
Hingga kami dewasa dan hidup di kota

[ 2 ]

kini di dapur rumahku yang bersih
tidak ada kuali hitam yang hodoh
Cuma pada kesempatan
Yang tidak selalu sempat
Aku memasak untuk anak anak
Dengan kuali non – stick
Yang tebal dan mahal
Dan sesudah itu membasuhnya
Dengan sabun lembut
Berhati – hati seperti memandikan bayi
Mengikut arahan pada buku panduan

Suatu hari ibu ke rumahku
Dengan kerajinan yang biasa
Memasak untuk kami sekeluarga
Cucu – cucunya ternyata amat berselera
Dan ibu merasa terlalu bahagia

Dan sesudah itu
Dengan cara yang dia tahu
Mengemas dan merapikan dapurku
Dan seperti yang biasa dibuat
Pada kualinya di kampung
Dia menyental kuali ku yang mahal
Dengan berus yang kesat
Dan spontan aku menjerit
“ibu merosakkan kuali saya
tahukah ibu berapa harganya?”

Ibu terdiam
Barangkali hatinya terguris
Barangakali dia hampir menangis
Melihat wajahku yang bengis

[ 3 ]

Dan kini
Setelah ibu kembali kepada Ilahi
Aku menyesali keterlanjuran
Kiranya aku telah mengukur kasih sayang ibu
Dengan harga sebiji kuali

Dan ibu telah tiada
Kuali hitam tergantung sepi
Di dinding dapur rumah tua
Bolehkah kami menghitung
berapa harganya ?

No comments:

Post a Comment

Wahai jiwa-jiwa yang tenang jangan sekali-kali kamu, mencoba jadi tuhan dengan mengadili dan menghakimi..Bahawasa nya kamu memang tak punya daya dan upaya..serta kekuatan untuk menentukan kebenaran yang sejati..Bukankah kita memang tercipta laki-laki dan wanita..Serta suku-suku dan bangsa-bangsa yang pasti berbeda..Bukankah kita harus saling mengenal dan menghormati..Bukan untuk saling bercerai dan berperang angkat senjata..